Hizbut Tahrir merupakan partai Islam internasional yang tengah gencar melanda Asia Tengah dalam dekade terakhir, dan merekrut ribuan anak muda.
Partai ini secara terbuka mengkritisi terhadap rezim Tajik, sehingga partai ini dilarang di negara tersebut. Gerakan ini aktif lebih di 40 negara, baik di Asia dan Timur Tengah, termasuk di Eropa, Amerika, Australia dan Rusia.
Hizbut Tahrir tidak mendukung kekerasan, tetapi ingin mengganti kepemimpinan saat ini untuk mendirikan Khilafah, sebuah bentuk sistem pemerintahan yang sah dalam Islam.
Tidak Ada Pilihan
Kisah Bahrom merupakan salah satu contoh. Lahir dari keluarga kelas menengah sekuler di Tajikistan Utara, ia mengakhiri sekolahnya pada tahun 1990-an.
Seperti kebanyakan anak muda dari generasinya, ia tidak bisa menemukan pekerjaan dan sulit untuk memahami kehidupan di Tajikistan pasca keruntuhan Uni-Soviet. Kemudian ia bertemua seseorang yang memperkenalkannya kepada Islam, dan tiba-tiba ia merasa hidupnya memiliki arti.
"Saya terbiasa berpikir tentang Islam itu adalah puasa dan sholat," katanya.
"Tapi saya menyadari bahwa Islam, yang paling penting adalah dalam hubungan Anda dengan diri Anda sendiri, dengan Allah dan dengan orang lain, ini adalah jawaban untuk segalanya."
Inilah rasa keyakinan dan tujuan yang merupakan kunci untuk memahami kelompok-kelompok seperti Hizbut Tahrir di Tajikistan.
Mereka menawarkan harapan pada dunia di mana harapan sering yang ada tampaknya pendek. Di mana prospek yang dihadapi lulusan sekolah yang berusia rata-rata 16 tahun adalah suram, kata Bahrom.
"Di Tajikistan saat ini tidak ada pilihan, jika Anda pergi ke universitas, Anda harus menyuap guru untuk mendapat tempat. Jika Anda memiliki ijazah dan ingin mendapatkan pekerjaan, lagi-lagi Anda perlu membayar pejabat yang korup. Korupsi di mana-mana."
Di seluruh Tajikistan mungkin sekarang melihat bukti minat baru terhadap Islam tersebut.
CD dan DVD para penceramah dijual secara terbuka di pasar dan di luar masjid. Di beberapa daerah tidak mungkin lagi untuk membeli al-kohol atau tembakau.
"Bahkan di Dushanbe, ibukota Tajikistan, orang-orang lebih religius sekarang daripada dulu," kata Shahobiddin Farrukhyor, seorang akademisi Iran yang telah lama tinggal di Tajikistan, selama 15 tahun.
"Dua tahun lalu, ada beberapa restoran dengan kebijakan tidak menyediakan al-kohol. Saat ini hampir di setiap sudut kota Anda dapat menemukan seperti restoran Islami".
"Anda juga tidak dapat menemukan banyak pejabat di meja mereka selama shalat Jumat. Dan ini semua terjadi pada apa yang seharusnya menjadi sebuah negara sekuler."
Pada saat sholat Jumat di masjid utama di kota asal Bahrom, banyak jamaah tumpah ruah hingga ke luar masjid. Di bawah sinar matahari, ratusan para pemuda berkameja putih berbaris tertib.
Sangat sedikit dari mereka yang memiliki pekerjaan. Prospek realistik untuk memperoleh uang hanyalah pergi ke Rusia, di mana sekarang ratusan ribu Tajik melakukan apa yang disebuk "pekerjaan 3D" dirty, difficult, dangerous (kotor, sulit, dan berbahaya).
Bagi sebagian besar anak muda, sholat Jumat di masjid setempat saja belumlah cukup. Rasa ingin tahun tentang Islam telah membawa mereka untuk belajar lebih jauh tentang Islam, termasuk melalui internet.
Semakin Tumbuh Banyak
Rezim pemerintah sekuler telah menanggapinya dengan menindak para Islamis. Ratusan muda ditangkap dan dipenjara, dan beberapa diantara mereka diduga mengalami perlakukan brutal.
Pendekatan dengan cara keras tersebut, tidak akan menuai hasil. Jika ada, hanya pengerasan tekad dari generasi baru yang melihat pemerintahnya korup dan bangkrut secara moral, dan Islam sebagai satu-satunya alternatif yang nyata.
Meskipun waktunya telah dihabiskan di penjara, Bahrom tidak berniat untuk menyerah dalam perjuangannya. "Di penjara saya benar-benar bebas. Saya memiliki waktu untuk belajar tentang Quran dan bahasa Arab," katanya.
"Semakin banyak dan banyak lagi orang datang untuk bergabung menyebabkan kami, tidak akan pernah berhenti. Jika mereka menangkap salah satu dari kami, empat orang baru akan bergabung. Hal ini tidak pernah berhenti," tegasnya.
Subhanallah, semua ini hanya mengingatkan kita pada Rasulullah Saw., yang bersabda, “Akan senantiasa ada sekelompok orang dari umatku yang selalu menegakkan urusan agama Allah. Tidak akan memadaratkan mereka orang-orang yang menelantarkan atau yang menentang mereka hingga datangnya keputusan Allah (Hari Kiamat), sementara mereka meraih kemenangan atas seluruh umat manusia.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Sungguh masa depan benar-benar ada di tangan Islam. Kaum Muslim benar-benar menyaksikan dengan nyata, kabar Rasulullah Saw. yang mengabarkan bahwa suatu saat Islam akan meliputi ujung timur dan barat tersebut. nsya Allah, semua itu akan terjadi ketika Khilafah Rasyidah yang kedua kembali berdiri, tidak lama lagi. [m/z/f/bbc/syabab.com]