Press TV melaporkan demonstrasi anti pemerintah pecah di Yaman setelah Presiden mengusulkan amandemen konstitusi pada bulan Januari yang bisa membuat Preiden Saleh tetap berkuasa.
Setelah berhari-hari terjadi gejolak demonstrasi di seluruh negeri Yaman, Saleh akhirnya berkata pada Rabu untuk tidak berusaha memperpanjang masa kepresidenannya ketika berakhir pada tahun 2013. Dia juga berjanji tidak akan mewariskan kekuasaannya kepada anaknya.
Para pengunjuk rasa menuntut pergantian pemerintah dan menolak tawaran Presiden Saleh mundur pada tahun 2013 setelah lebih dari 30 tahun berkuasa. Sementara itu, ribuan pendukung presiden melakukan aksi serupa di satu lapangan terbesar kota ini. Dua kegiatan ini merupakan aksi terbesar dalam aksi protes selama dua minggu terakhir yang diinspirasi oleh kebangkitan rakyat di Tunusia dan Mesir.
Dalam sidang darurat parlemen hari Rabu (02/02), Presiden Saleh yang berusia 64 tahun, membeberkan rencana untuk mundur dengan mengatakan tidak akan memperpanjang masa jabatan sebagai presiden dan menegaskan tidak akan memberikan jabatan itu kepada puteranya.
Presiden juga meminta para pengunjuk rasa untuk membatalkan aksi mereka, namun kedua kubu tetap berkumpul di tempat yang berbeda di Sana'a.
Namun, rupanya rakyat tetap menginginkan perubahan. Mereka meneriakkan pergantian rezim dan menolak kediktatoran.
"Rakyat menginginkan pergantian rezim," teriak para pengunjuk rasa anti pemerintah yang berkumpul di depan Universitas Sana'a. "Tolak korupsi, tolak kediktatoran."
Kegiatan yang disebut "hari amarah" ini diselenggarakan oleh kelompok-kelompok masyarakat madani dan para pemimpin opsosi yang mengeluhkan soal peningkatan kemiskinan di kalangan rakyat berusia produktif yang terus bertambah, dan rasa frustasi dengan kurangnya kebebasan berpolitik.
Angka pengangguran di Yaman mencapak 40%, sementara harga pangan terus meningkat dan tingkat kurang gizi mencapai titik parah.
Negara ini juga dibebani dengan berbagai masalah keamanan seperti gerakan separatis di selatan dan perlawanan para pemberontak Shia Houthi di wilayah utara.
Demikianlah, di berbagai negeri, kini rakyat menyadari setelah sekian lama dicengkram kediktator yang hampir semuanya didukung oleh Amerika Serikat dan Barat. Kini, umat menginginkan pergantian sistem dan rezim.
Sekedar pergantian penguasa tanpa pergantian sistem, tidak memberikan perubahan nyata. Revolusi nyata itu terjadi ketika pergantian sistem dari sistem jahiliyah buatan manusia menuju sistem paripurna yang berasal dari Pencipta Alam Semesta. Insya Allah, Khilafah Islamiyyah akan menjadi buah nyata revolusi sejati tersebut. [m/bbc/syabab.com]