Perubahan besar dunia menuju KHILAFAH

menuju KHILAFAH photo Menuju-MK-2013.gif

The KHILAFAH Channel

khilafah on livestream.com. Broadcast Live Free

Minggu, 06 Februari 2011

Ada Udang di Balik Rempeyek; terkait Dukungan AS kepada Wakil Presiden Mesir Omar Suleiman

Ada udang dibalik rempeyek, ya mungkin itu pribahasa yang cocok buat menggambarkan hubungan Wakil Presiden Mesir Omar Suleiman dengan AS (Amerika Setan eh...Serikat). lihatlah hubungan mereka begitu dekat, dari dekatnya sampai-sampai Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton mengisyaratkan Amerika mendukung penuh Wakil Presiden Mesir Omar Suleiman dan proses transisi politik di Mesir.
Berbicara dalam suatu konferensi keamanan di Munich, Jerman, Sabtu (6/2/11), Hillary Clinton menegaskan dunia melihat Mesir membutuhkan proses transisi yang teratur.
Menlu AS ini dalam pernyataannya menegaskan, "Banyak kekuatan yang bekerja dalam beragam komunitas, yang menghadapi tantangan perubahan, dan mencoba menggagalkan atau menyalip proses transisi demi mengejar agenda mereka sendiri. Karena itulah saya pikir sangat penting mengikuti proses transisi yang diumumkan pemerintah Mesir, yang dipimpin Wakil Presien Omar Suleiman."
Hillary merujuk kepemimpinan Suleiman pada masa transisi. Namun pejabat Amerika memberi tahu kolega di Eropa bahwa mereka melihat Suleiman sebagai orang yang memegang kendali di Mesir saat ini.(internasional.kompas.com, Minggu, 6 Februari 2011).

Sabtu, 05 Februari 2011

Dari Kuli hingga Tenaga Ahli, dari SDA hingga SDM

Bicara tentang hebatnya negeri ini emang tiada habisnya. mulai dari Sumber daya Manusianya hingga Sumberdaya Alam yang dimilikinya begitu menakjubkan. jika kita mau melihat fakta, Indonesia memiliki banyak SDM (sumber daya Manusia) mulai dari pekerja kasar/kuli hingga lulusan Kuliahan yang mumpuni dibidang teknologi. begitu pula dengan SDA (sumber daya Alam) yang dimilikinya... hasil laut, hutan dan Tambang Minyak dan batu bara begitu besar dimiliki indonesia bahkan bukit emas yang sekarang udah menjadi lembah emas ada di negeri ini (Freeport).

tapi, sayang seribu sayang semua tak bisa kita nikmati, kita tetap jadi negara pengutang...negara terkorup...bahkan kemiskinan dan busung lapar masih sering kita dengar dimedia massa.

Melirik Fakta

bicara tentang SDM, ternyata banyak tenaga ahli kita yang dipanen oleh negara lain. Sebanyak 48 ribu tenaga ahli berbagai bidang yang dipersiapkan pada zaman Soeharto oleh Menristek Prof Dr BJ Habibie waktu itu, tidak diketahui lagi keberadaannya. Sebagian besar mereka saat ini bekerja di beberapa negara Eropa dan Amerika.

Jumat, 04 Februari 2011

Revolusi Yaman: Sekitar Sejuta Rakyat Berkumpul Menutut Perubahan Rezim, Menolak Kediktatoran!

Gejolak revolusi di negeri-negeri Arab terus menggema mulai dari Tunisia hingga Yaman. Kini rakyat semakin menyadari atas tindakan zhalim serta kediktatoran para penguasa negeri mereka yang kebanyakan didukung oleh Amerika dan Barat. Sekitar satu juta pengunjuk rasa diperkirakan berkumpul di ibukota Sana'a, Yaman, untuk menghadiri "hari kemarahan" terhadap Presiden berkuasa Ali Abdullah Saleh, Kamis, 03/01/2011.

Press TV melaporkan demonstrasi anti pemerintah pecah di Yaman setelah Presiden mengusulkan amandemen konstitusi pada bulan Januari yang bisa membuat Preiden Saleh tetap berkuasa.

Setelah berhari-hari terjadi gejolak demonstrasi di seluruh negeri Yaman, Saleh akhirnya berkata pada Rabu untuk tidak berusaha memperpanjang masa kepresidenannya ketika berakhir pada tahun 2013. Dia juga berjanji tidak akan mewariskan kekuasaannya kepada anaknya.

Para pengunjuk rasa menuntut pergantian pemerintah dan menolak tawaran Presiden Saleh mundur pada tahun 2013 setelah lebih dari 30 tahun berkuasa. Sementara itu, ribuan pendukung presiden melakukan aksi serupa di satu lapangan terbesar kota ini. Dua kegiatan ini merupakan aksi terbesar dalam aksi protes selama dua minggu terakhir yang diinspirasi oleh kebangkitan rakyat di Tunusia dan Mesir.

Dalam sidang darurat parlemen hari Rabu (02/02), Presiden Saleh yang berusia 64 tahun, membeberkan rencana untuk mundur dengan mengatakan tidak akan memperpanjang masa jabatan sebagai presiden dan menegaskan tidak akan memberikan jabatan itu kepada puteranya.

Presiden juga meminta para pengunjuk rasa untuk membatalkan aksi mereka, namun kedua kubu tetap berkumpul di tempat yang berbeda di Sana'a.

Namun, rupanya rakyat tetap menginginkan perubahan. Mereka meneriakkan pergantian rezim dan menolak kediktatoran.

"Rakyat menginginkan pergantian rezim," teriak para pengunjuk rasa anti pemerintah yang berkumpul di depan Universitas Sana'a. "Tolak korupsi, tolak kediktatoran."

Kegiatan yang disebut "hari amarah" ini diselenggarakan oleh kelompok-kelompok masyarakat madani dan para pemimpin opsosi yang mengeluhkan soal peningkatan kemiskinan di kalangan rakyat berusia produktif yang terus bertambah, dan rasa frustasi dengan kurangnya kebebasan berpolitik.

Angka pengangguran di Yaman mencapak 40%, sementara harga pangan terus meningkat dan tingkat kurang gizi mencapai titik parah.

Negara ini juga dibebani dengan berbagai masalah keamanan seperti gerakan separatis di selatan dan perlawanan para pemberontak Shia Houthi di wilayah utara.

Demikianlah, di berbagai negeri, kini rakyat menyadari setelah sekian lama dicengkram kediktator yang hampir semuanya didukung oleh Amerika Serikat dan Barat. Kini, umat menginginkan pergantian sistem dan rezim.

Sekedar pergantian penguasa tanpa pergantian sistem, tidak memberikan perubahan nyata. Revolusi nyata itu terjadi ketika pergantian sistem dari sistem jahiliyah buatan manusia menuju sistem paripurna yang berasal dari Pencipta Alam Semesta. Insya Allah, Khilafah Islamiyyah akan menjadi buah nyata revolusi sejati tersebut. [m/bbc/syabab.com]

Kamis, 03 Februari 2011

Kata KHILAFAH semakin dicari-cari Orang dan sangat Populer di Amerika

Subhanalloh, ternyata dakwah menyuarakan Khilafah semakin menggema di seluruh dunia dan karenanya pula kata khilafah semakin populer dan banyak di minati baik di indonesia yang mayoritas muslim sampai ke negeri-negeri yang Phobi terhadap Islam. hal ini saya dapatkan setelah melihat info ini di Google Trends.

dengan google trends anda bisa mencari informasi terpopuler dunia saat ini dan mencari seberapa populer kata yang ingin anda ketahui kepopulerannya.

saya telah mencoba menelusuri kata yang selama ini saya rindukan kedirannya dan mungkin banyak kaum muslimin juga yang merindukannya. karena Khilafah adalah sebuah institusi yang akan mampu menerapkan Syariah secara kaffah. saya mencoba menelusuri dengan fasilitas yang disediakan oleh Google yaitu google trends tersebut dengan kata kunci "Caliphate" (khilafah). dan hasilnya cukup menakjubkan, kata justru kata Khilafah sangat Populer di negeri-negeri yang minoritas muslimnya salah satunya adalah Amerika. silahkan anda lihat data penelusuran saya dibawah ini mulai tahun 2009-2011:


data google trends 2009


data google trends 2010



data google trends 2011
coba Anda perhatikan data yang menunjuk pada USA / united states, semua menunjukkan prosentase yang cukup banyak dalam mencari kata Caliphate (Khilafah) dan di posisi pertama adalah Pakistan. jika anda ingin mencobanya silahkan masuk ke google trends.

selamat mencoba dan semoga dengan melihat data tersebut anda sebagai ummat Islam yang dituntut untuk menerapkan Islam secara kaffah yang itu hanya mungkin terjadi jika ditegakkan KHILAFAH semakin membuat anda semangat untuk terus mendakwahkannya...Allohu Akbar...


Rabu, 02 Februari 2011

inilah gambaran KEBODOHAN sistem HUKUM DARUL KUFUR INDONESIA

ada 3 berita yang bisa saya ambil sebagai bukti atas KEBODOHAN sistem Hukum di negeri ini.

pertama: Terdakwa kasus video porno Nazriel Irham alias Ariel divonis penjara tiga tahun enam bulan serta denda Rp 250 juta oleh hakim di Pengadilan Negeri Bandung, Senin 31 Januari 2011.(tempointeraktif.com)

kedua: Terdakwa kasus mafia pajak Gayus Tambunan dihukum 7 tahun penjara dan denda Rp 300 juta. Hukuman ini jauh lebih ringan dengan tuntutan jaksa yang 20 tahun dan denda Rp 500 juta.(detiknews.com)

ketiga: Tersangka ustad Abu Bakar Ba'asyir terancam dengan dakwaan pasal berlapis dengan ancaman hukuman mati atau seumur hidup.(berita.liputan6.com)

anda bandingkan dengan Hukum Islam:

hukuman untuk kasus pertama:
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya:
“Ambillah dariku, ambillah dariku. Sesungguhnya Allah telah memberi
jalan yang lain kepada mereka [2], yaitu orang yang belum menikah
(berzina) dengan orang yang belum menikah, (hukumnya) dera 100 kali dan
diasingkan setahun. Adapun orang yang sudah menikah (berzina) dengan
orang yang sudah menikah (hukumnya) dera 100 kali dan rajam”(Hadits Riwayat Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Ubadah bin
Ash-Shamit)

untuk kasus ke Dua:
Dalam sistem Islam, tegasnya dalam Khilafah Islam yang menerapkan syariah Islam, korupsi (ikhtilas) adalah suatu jenis perampasan terhadap harta kekayaan rakyat dan negara dengan cara memanfaatkan jabatan demi memperkaya diri atau orang lain. Korupsi merupakan salah satu dari berbagai jenis tindakan ghulul, yakni tindakan mendapatkan harta secara curang atau melanggar syariah, baik yang diambil harta negara maupun masyarakat.

Berbeda dengan kasus pencurian yang termasuk dalam bab hudud, korupsi termasuk dalam bab ta’zir yang hukumannya tidak secara langsung ditetapkan oleh nash, tetapi diserahkan kepada Khalifah atau qadhi (hakim). Rasulullah saw. bersabda, ”Perampas, koruptor (mukhtalis) dan pengkhianat tidak dikenakan hukuman potong tangan.” (HR Ahmad, Ashab as-Sunan dan Ibnu Hibban).

Bentuk ta’zir untuk koruptor bisa berupa hukuman tasyhir (pewartaan atas diri koruptor; misal diarak keliling kota atau di-blow up lewat media massa), jilid (cambuk), penjara, pengasingan, bahkan hukuman mati sekalipun; selain tentu saja penyitaan harta hasil korupsi.

Menurut Syaikh Abdurrahman al-Maliki dalam kitab Nizham al-‘Uqubat fi al-Islam, hukuman untuk koruptor adalah kurungan penjara mulai 6 bulan sampai 5 tahun; disesuaikan dengan jumlah harta yang dikorupsi. Khalifah Umar bin Abdul Aziz, misalnya, pernah menetapkan sanksi hukuman cambuk dan penahanan dalam waktu lama terhadap koruptor (Ibn Abi Syaibah, Mushannaf Ibn Abi Syaibah, V/528; Mushannaf Abd ar-Razaq, X/209). Adapun Khalifah Umar bin al-Khaththab ra. pernah menyita seluruh harta pejabatnya yang dicurigai sebagai hasil korupsi (Lihat: Thabaqât Ibn Sa’ad, Târîkh al-Khulafâ’ as-Suyuthi).

Jika harta yang dikorupsi mencapai jumlah yang membahayakan ekonomi negara, bisa saja koruptor dihukum mati.(hizbut-tahrir.or.id)

untuk kasus yang ketiga: saya tidak membahas hukumannya karena memang beliau tidak terbukti bersalah, bahkan jurnalis NON MUSLIM pun memuji beliau.

Pendapat Jurnalis Non Muslim Terhadap Ustadz Abu Bakar Ba'asyir dan Isu Teroris

Nama saya Mega Simarmata. Seorang anak bangsa Indonesia yang secara total bekerja sebagai jurnalis independen. Saya membenci semua aksi kekerasan di muka bumi ini. Terutama kekerasan dan kejahatan kemanusiaan yang bernama TERORISME. Uniknya, saya bisa bersahabat dengan sangat baik dan begitu menyentuh hati kepada orang yang paling dituding sebagai Bapaknya Teroris di Indonesia ini yaitu dengan Ustadz Abu Bakar Ba'asyir selaku Pemimpin Pondok Pesantren Islam Al Mukmin Ngruki Sukoharjo.

Saya memanggil beliau dalam kontak-kontak kami dengan panggilan Ustadz Abu. Persahabatan yang unik inipun memang benar-benar unik karena dari sekian tahun kedekatan yang menyentuh hati itu, tak sekalipun kami pernah bertemu. Komunikasi kami hanya lewat orang ketiga yang menjadi tangan kanan atau orang kepercayaan beliau. Biasanya, saya mengirim pesan singkat SMS kepada Ustadz Abu Bakar Baasyir melalui tangan kanan dan atau orang kepercayaannya ini. Begitu juga sebaliknya, Ustadz Abu juga kerap membalas pesan-pesan saya lewat orang ketiga yang begitu dipercayainya tadi.

Perjalanan waktu selama bertahun-tahun terakhir ini, persahabatan dan komunikasi antara kami sering ditandai dengan keluh kesah saya sebagai jurnalis tentang maraknya aksi-aksi terorisme di Indonesia. Insting saya sebagai jurnalis mencium gelagat bahwa target sesungguhnya yang ingin dibidik oleh Tim Anti Teror Polri adalah Ustadz Abu Bakar Ba'asyir.

Tetapi Tim Anti Teror Polri kesulitan mendapat indikasi keterlibatan (apalagi bukti-bukti yuridis) yang sangat kuat untuk bisa menjerat, menjebak, dan menyeret Ustadz Abu ke muka Pengadilan.
Sebab Indonesia memang secara nyata tak mampu membuktikan tudingan bahwa Ustadz Abu adalah teroris.

Membuktikan Ustadz Abu sebagai teroris saja tidak mampu, apalagi membuktikan bahwa Ustadz Abu adalah Bapaknya Teroris Indonesia. Pada proses peradilan yang digelar beberapa tahun lalu, Majelis Hakim menyatakan Ustadz Abu bersalah hanya dalam kesalahan administrasi menyangkut paspor yang dimiliki Ustadz Abu.

Dari perjalanan panjang periode tahun 2005- Desember 2006 terkait proses hukum yang ditimpakan kepada Abu Bakar Ba'asyir yaitu dari Pengadilan Tingkat Pertama di Pengadilan Negeri, Pengadilan Tingkat Banding di Pengadilan Tinggi hingga akhirnya tahapan PK atau Peninjauan Kembali di Mahkamah Agung, diputuskan bahwa Abu Bakar Ba'asyir dinyatakan tidak terlibat dalam kasus-kasus terorisme.

Kesalahan atau perbuatan melanggar hukumnya hanya sebatas pelanggaran imigrasi semata.
Tidak ada yang berbau terorisme. Tidak terbukti secara legal di muka hukum bahwa Ustadz Abu adalah teroris. Itu permasalahannya.

Sehingga, penanganan terorisme harus didudukkan pada posisi yang sebenarnya yaitu jika memang patut dapat diduga ada seseorang yang diyakini merupakan bagian dari jaringan terorisme maka aparat kepolisian wajib menemukan dan mendapatkan bukti-bukti yuridis. Jangan menuding seseorang secara berlebihan tetapi ketika orang tersebut digiring ke muka hukum, tak ada satupun tudingan tentang keterlibatan dalam jaringan terorisme itu yang terbukti. Kalau memang benar Ustadz Abu adalah teroris maka carilah bukti-bukti yuridis yang sesungguhnya. Jangan ada rekayasa.
Jangan ada pemaksaan kehendak bahwa manusia yang bernama Ustadz Abu Bakar Ba'asyir harus dan wajib diberi stigma sebagai teroris. Indonesia adalah negara hukum. Dan biarlah HUKUM menjadi PANGLIMA di negaranya masing-masing.

Yang sangat kuat tersirat, tersurat dan terucap dari figur Ustadz Abu Bakar Baasyir adalah kegigihannya untuk menerapkan syariat Islam sebagai fondasi yang kokoh bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ini dapat dipahami karena latar belakang Ustadz Abu sebagai Ulama Islam.
Tak cuma Ustadz Abu, beberapa partai politik yang berbasiskan nilai-nilai relijius juga berkehendak menjadikan syariat Islam sebagai dasar negara. Apakah karena kehendak yang tulus dari mereka yang berbasiskan agama Islam ini, maka mereka akan mendapat stigma yang sama yaitu masuk dalam kategori teroris ? Tidak sama sekali !

Gerakan Islamisasi bukan bagian dari mata rantai terorisme. Gerakan Islamisasi adalah sebuah niatan suci yang sah-sah saja diusulkan untuk diterapkan di sebuah Negara seperti Indonesia karena memang Indonesia adalah negara berpenduduk ISLAM terbesar di dunia.

Tapi di Indonesia, gerakan Islamisasi itu akan sulit dijalankan karena para FOUNDING FATHER INDONESIA telah membangun dasar-dasar ideologi yang sangat kuat bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia ini yaitu Pancasila dan Undang-Undang 1945.

Dan kembali pada sosok Ustadz Abu Bakar Baasyir. Bisa jadi beliau tahu dan memang mendapatkan informasi bahwa ada PETINGGI POLRI yang mengaku paling hebat dalam penanganan terorisme di negara ini justru patut dapat diduga menjadi beking dari mata rantai mafia narkoba internasional.
Ustadz Abu juga pasti tahu bahwa dalam banyak operasi penanganan terorisme di Indonesia beberapa tahun terakhir ini memang terkesan membantai umat Islam.

Satu contoh nyata, penembakan brutal di malam takbiran tahun 2006 yaitu Densus 88 Anti Teror (atas perintah dari seorang petinggi Polri) menembaki sebuah Pondok Pesantren di Poso, Sulawesi Tengah.

Komnas HAM menyatakan POLRI secara nyata telah melakukan PELANGGARAN HAM pada peristiwa penembakan di malam takbiran tahun 2006 di Poso. Bukan TNI yang dinyatakan melakukan PELANGGARAN HAM oleh Komnas HAM atas peristiwa brutalisme itu, melainkan POLRI atau tepatnya Densus 88 Anti Teror Polri.

Kemudian atas perintah dari petinggi Polri yang sama, maka Densus 88 Anti Teror juga menembaki perumahan warga sipil di Poso tanggal 22 Januari 2007 yang menewaskan belasan warga sipil.
Densus 88 Anti Teror yang mengaku hendak menangkap orang-orang yang dididuga teroris serta masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) justru menewaskan belasan umat Islam yang namanya tidak termasuk dalam DPO.

Komnas HAM juga menyatakan bahwa POLRI telah melakukan PELANGGARAN HAM pada peristiwa yang brutal dan sadis ini bulan Januari 2007. Sekali lagi, bukan TNI yang dinyatakan melakukan PELANGGARAN HAM oleh Komnas HAM atas peristiwa brutalisme itu, melainkan POLRI atau tepatnya Densus 88 Anti Teror Polri.

Jujur saja, memang ada tindakan-tindakan Densus 88 Anti Teror yang sudah sangat berlebihan dan merugikan umat Islam di Indonesia. Ini fakta. Ini realita. Salahkah kalau kalangan Ulama Islam dan Tokoh-Tokoh Islam merasa terpukul dan tidak senang atas brutalisme yang mengorbankan umat Islam ?

Islam bukanlah musuh dari setiap gerakan anti terorisme.
Islam adalah sebuah agama dan komunitas yang sangat terhormat di muka bumi ini.
Islam adalah sebuah agama dan komunitas yang memang mengajarkan kasih sayang kepada sesamanya manusia.
Islam adalah kekuatan terbesar yang memang nyata-nyata ada dan eksis di berbagai belahan dunia.

Sehingga dalam penanganan terorisme itu sendiri, banyak hal yang harus diluruskan dan dibenahi kembali. Ustadz Abu Bakar Baasyir sibuk menjalani kegiatan dakwah dalam hari-hari beliau.
Dituding atau tidak dituding, yang dijalani oleh Ulama Islam yang sangat keras ini adalah konsisten melakukan kegiatan dakwah ke berbagai daerah. Menyuarakan ajaran Islam tanpa henti.
Tetapi tanpa beliau sadari, kegigihan untuk melakukan gerakan Islamisasi di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini mendapat sebuah kejutan yang tak disadari oleh beliau sendiri yaitu “dipertemukan secara unik”, sangat terkesan dan memutuskan untuk mau bersahabat baik dengan seorang jurnalis (non Islam), yaitu saya sendiri.

Berkali-kali Ustadz Abu mengirimkan pesan agar saya masuk Islam. Dan setiap kali Ustadz Abu menawarkan hal yang sangat mulia dan baik itu, maka saya juga akan mengirimkan jawaban yang sangat santun yaitu, “Pak Ustadz Abu yang saya hormati, marilah kita bersahabat tanpa mempermasalahkan agama masing-masing. Saya sudah sangat bahagia dan akan terus menjunjung tinggi iman kepercayaan saya sebagai umat Katolik”. Ustadz Abu tidak pernah tersinggung atas jawaban-jawaban saya.

Dan beliau sudah sangat terbiasa menerima dan membaca pesan-pesan saya yang mengeluhkan arogansi oknum perwira tinggi Kepolisian Indonesia yang sering menteror terkait pemberitaan di Situs Berita KATAKAMI.COM yang menyoroti masalah-masalah pembekingan narkoba dan dugaan rekayasa terorisme.

Yang sering menjadi jawaban dari Ustadz Abu bila saya mengeluhkan berbagai aksi kekerasan yang saya terima terkait pemberitaan penuh kritik tadi, Ustadz Abu selalu berusaha untuk menguatkan lewat nasihat yang penuh persahabatan. “Sabar, sabarlah, sebab semua kejahatan akan ada akhirnya,” kira-kira begitulah muara dari nasihat Ustadz Abu.

Dalam hampir semua pesan-pesan singkat saya kepada Ustadz Abu Bakar Baasyir, muara utamanya adalah ajakan untuk menjaga serta mendukung sekuat-kuatnya agar INDONESIA dan DUNIA secara keseluruhan selalu dalam keadaan aman, sejahtera dan sentosa. Tanpa kekerasan. Apalagi kejahatan TERORISME.

Dan Ustadz Abu selalu menjawab dengan tenang yaitu, “Insya Alloh (akan ikut mendukung Indonesia dan Dunia yang aman, sejahtera dan sentosa)”. Bahkan dalam sebuah pesan singkatnya kepada diri saya, Ustadz Abu pernah mengatakan, “Ya Alloh, berkahilah sahabat baru kami ini yang menawarkan dan mengulurkan tangan persahabatan dan perdamaian kepada kami”.

Dan jika kita berbicara soal penanganan terorisme yang akhir-akhir ini marak dilakukan oleh Densus 88 Anti Teror Polri menjelang kunjungan kenegaraan Presiden AS Barack Obama ke Indonesia bulan Juni mendatang, semua pihak menjadi berpikir keras tentang kegarangan Densus 88 Anti Teror Polri mengangkat isu terorisme ke permukaan.

Ribuan amunisi, senjata-senjata curian, denah-denah peledakan, dan target-target pembunuhan ke pejabat-pejabat penting, semua ini melekat erat dengan sosok-sosok teroris yang diklaim Polri kembali merajalela di Indonesia.

Pertanyaannya, apakah benar teroris yang diudak-udak Densus 88 Anti Teror Polri itu adalah teroris ?
Atau patutkah dapat diduga itu semua hanyalah rekayasa semata ? Tak jelas.

Satu hal yang sangat amat jelas adalah terorisme memang kejahatan kemanusiaan yang patut diperangi oleh semua bangsa di dunia. Tetapi janganlah kiranya, terorisme itu dijadikan komoditi dagang untuk dijual ke negara adikuasa atau pihak manapun yang diyakini akan dapat mengucurkan aliran dana sederas-derasnya atas nama penanganan terorisme.

Tanganilah terorisme dengan sebenar-benarnya. Jangan mau dipermainkan oleh kekuatan-kekuatan dunia yang bangga dengan label “super power” tetapi agar menjadi kelihatan “manis dan syahdu” maka label tadi kini telah diubah namanya menjadi “soft power”. Menciptakan teror di tengah rakyat atau masyarakatnya sendiri adalah bagian dari terorisme itu sendiri. Jadi, janganlah kiranya rakyat Indonesia terus ditakut-takuti dan dijejali dengan seribu satu macam kisah tentang terorisme yang sangat hiperbola dan berlebihan.(muslimdaily.net)

dari fakta diatas sungguh Pemerintah negeri ini amat sangat BODOH dan KEJI jika ustadz Abu yang berjuang untuk Islam dengan Dakwah dituduh secara tidak adil. Sungguh ini adalah keTOLOLan yang nyata yang dilakukan pemerintah negeri ini, PEZINA & KORUPTOR di hukum ringan dan bahkan ada yang dibebaskan sedangkan para Pejuang Islam terus-meneterus diDzolimi hanya demi seonggok "sampah Dolar" yang dikucurkan asing kepada mereka. naudzubillah....(miau ideologis/2-2-2011)

Gejolak Mesir dan Reformasi Gagal Indonesia

Mengikuti Tunisia , Mesir bergolak. Dengan keberanian yang luar biasa , rakyat Mesir turun ke jalan-jalan menuntut turunnya rezim diktator Mubarak. Menerjang barisan pasukan keamanan bertampang seram , tidak peduli desing peluru siap merobek tubuh mereka. Rakyat Mesir sudah muak terhadap kediktatoran Mubarak yang terus dibela dan dilindungi oleh negara asing Amerika Serikat. Krisis ekonomi , kemiskinan dan pengangguran menjadi api yang membakar kemarahan.

Kondisi yang lebih kurang sama dialami Indonesia di masa reformasi tahun 1998. Rakyat bersama tokoh reformis menuntut Suharto yang puluhan tahun telah berkuasa turun tahta. Suhorto mirip dengan Mubarak menggunakan tangan besi membungkam lawan-lawan politiknya. Krisis ekonomi yang mengguncang Asia saat itu mempercepat kejatuhan Soeharto.

Reformasi 1998 memang berhasil menumbangkan sang diktator, namun hingga kini persoalan Indonesia belum selesai. Apa yang di era Soeharto dikritik oleh demonstran seperti maraknya korupsi, kolusi,mafia peradilan, kemiskinan, justru kembali berulang saat ini. Dalam beberapa hal bahkan lebih parah. Berbagai julukan diberikan kepada Indonesia saat ini : negara gagal, republik koruptor, negara lelucon sampai negara biadab !

Satu hal yang masih menyelamatkan SBY - yang berbeda dengan masa Suharto- adalah kebebasan politik. Harus diakui dimasa reformasi kran demokrasi masih terbuka lebar, kebebasan pers masih ada. Hanya saja, ketika rakyat gagal disejahterakan dan didepan mata mereka koruptor dilindungi, demokrasi bisa saja dicampakkan rakyat. Sederhananya sangat mungkin rakyat berpikir : untuk apa demokrasi kalau kami lapar, kami sulit berobat, pendidikan mahal , dan koruptor malah dibiarkan ?

Pelajaran penting dari kegagalan Indonesia , reformasi rezim tidaklah cukup. Sementara pangkal persoalannya bukanlah hanya Suharto , tapi sistem kapitalisme yang diterapkan rezim Suharto. Kapitalisme inilah yang menciptakan budaya korupsi , suap menyuap, dan praktik mafia hukum. Ideologi sekuler inilah yang juga menjadi penyebab kemiskinan rakyat.

Era reformasi justru melahirkan kebijakan ekonomi neo liberal anti rakyat seperti privatisasi, pengurangan subsidi, penbuatan BBM dan pasar bebas . Kenaikan BBM dengan segala tipu-tipunya termasuk istilah pembatasan BBM bersubsidi, tidak bisa dilepaskan dari liberalisi migas. Celakanya,semua kebijakan ini dilegalkan oleh UU yang merupakan produk demokrasi.

Perubahan sebatas rezim tanpa disertai dengan perubahan sistem akhirnya kembali mendudukkan penumpang gelap,yang menjadi kaki tangan poros imperialis. Kembali bersujud kepada penjajah asing dalam segala kebijakannya.

Hal inilah yang harus menjadi pelajaran bagi rakyat Mesir. Persoalan Mesir bukanlah hanya Mubarak, tapi sistem kapitalisme sekuler . Tanpa perubahan sistem , Mesir akan kembali dipimpin boneka-boneka Amerika dengan topeng demokrasi. Mereka seolah menjadi pembela rakyat Mesir dengan teriakan reformasi, demokrasi dan HAM.

Amerika tentu saja tidak membiarkan perubahan apapun yang mengancam dominasinya. Tanpa malu negara ini sepertinya berpihak kepada rakyat. Padahal, kalau Amerika benar-benar menegakkan HAM dan Demokrasasi , kenapa selama berpuluh tahun mendukung rezim diktator yang mensengsarakan rakyat.

Namun, mungkin memang beginilah takdir sejarah yang harus dijalani umat Islam. Rezim diktator jatuh, diganti oleh rezim baru yang masih pro Amerika.Menerapkan sistem yang sama. Persoalan yang samakan muncul.

Hanya saja kita tidak boleh putus asa. Dengan pertolongan Allah SWT, kita yakin akan ada gelombang perubahan yang kedua yang lebih dahsyat. Dimana rakyat tidak hanya menuntut sekedar pergantian orang tapi juga sistem. Hal ini terjadi karena rakyat kemudian menyadari pergantian orang tidak banyak membawa perubahan berarti.

Rakyat juga akan mencampakkan siapapun selama ini yang berkoalisi dengan sistem kufur kapitalisme, meskipun mengklaim partai Islam sekalipun. Ulama-ulama yang menjilat penguasa dzolim akan dihinakan Allah SWT , umatpun akan mencap mereka pengkhianat. Dengan dasar keimanan , rakyat tidak mau lagi dipimpin oleh mereka yang berhubungan dengan masa lalu, yang berkoalisi dengan penjajah, dan diam ketika rakyat dalam kesulitan.

Seruan-seruan perubahan sistemik (al inqilabiyah) yang dilakukan oleh umat Islam saat ini pastilah akan membuahkan hasil. Seruan tanpa henti terhadap perubahan sistem kapitalism menjadi syariah Islam dan khilafah akan disambut oleh masyarakat yang muak dengan kebusukan dan kegagalan sistem demokrasi. Dengan pertolongan Allah SWT, masalah ini tinggal menunggu waktu saja.

Namun kita tegaskan perubahan yang sejati ini haruslah didasarkan kepada keimanan kepada Allah SWT. Tuntutan syariah Islam, bukanlah sekedar muncul dari perasaan marah akibat perut lapar atau kemiskinan. Tapi muncul dari keimanan kepada Allah SWT. Tentu menyedihkan kalau kita bergerak karena sebatas perut lapar atau tidak punya pekerjaan. Tapi kita diam saja saat syariah Islam dilecehkan dan dicampakkan, kita wajib menolak hukum kufur mencengkram kita.[] faridwadjdi(hizbut-tahrir.or.id)